Titipan terakhir untuk BOSS BESAR ... Semoga Allah memberi mu petunjuk

Watch a group of children at play on a school playground..

There are usually three groups – those who lead, those who follow and those who are simply present. You will quickly notice that one or two children are the ones who have the ideas that other children accept and follow. These are the leaders. Others have ideas and offer suggestions and occasionally their ideas and suggestions are honored, usually because the “leaders” allow them to be. This group will generally join in all the activity of the group and become the “followers.” The children in third group will sometimes join the group as a follower and sometimes sit on the sidelines.

What do these natural young leaders have that sets them apart? Generally they have creative ideas, follow through, persuasion, energy, and a camaraderie that encourages each member of the group to accept their ideas. They aren’t afraid to try new things and they aren’t afraid or ashamed to make mistakes, often laughing because they did. The leader says, “Who wants to be on my team?” and the followers say, “Pick me, pick me.” The others stand around waiting to be told what they should do. They may wander off and do their own thing.

Things don’t change much as we become adults. Now and then the roles switch when a follower develops some leadership skills and discovers abilities and talents that had been dormant. This change may take place because of education, mentoring, self-development and self-improvement or simply the opportunity to step into a leadership position. It may emerge simply as a result of maturity. But as adults, things get more complex and the stakes are much higher. One thing remains the same, however. A true leader attracts the followers and even some of those in the “out group.” They want to work for him and the employee turnover is generally low. The leader knows how to inspire his employees to get the job done, on time and sometimes even under budget. He or she sets an example and brings out the best of his followers as much as possible. He allows them to take credit for the work they do and gives them honest, but kind, critiques and praise.

The major point is that the leaders lead, not push.

What about a boss? What does a boss do? What is a boss like? Of course, a boss is in charge – the decision maker, the keeper of the keys, the budget and the pay check. The name implies “giving orders and expecting them to be followed.” The stereotype is that the boss is pushy, “bossy,” in control, and often uncaring, harsh and opinionated. This is of course a stereotypical description but, unfortunately it is sometimes true. The boss let’s everyone know that he’s the boss and expects obedience to his orders and perhaps even to his whims. He generally doesn’t welcome ideas, suggestions or critiques – that’s his job. The boss is comparable to the schoolyard bully. Pushing and shoving his employees to produce and conform. There is generally a high turnover rate in the office or workplace of the “Boss.”

The leader can easily be titled “The Boss” and lead his team to success. But it is highly unlikely that the person who is the bully ”Boss” will ever be a true leader.

The leader utilizes power. The boss uses force. There is a huge difference. To learn more about the difference I recommend the book Power Vs. Force by David Hawkins, available at your local bookstore or on the internet. It makes the difference between Leader and Boss crystal clear.

Irene Conlan has a masters degree in nursing, a doctoral degree in metaphysics, is a certified hypnotherapist and an ordained minister. She practices holistic hypnotherapy and officiates at weddings in Scottsdale, Az and the Phoenix metropolitan area. Irene can be found at http://www.theselfimprovementblog.com

Article Source: http://EzineArticles.com/?expert=Irene_Conlan

Titipan untuk BOSS BESAR - 1

10 Differences Between a Boss and a Leader

My Friend Chris Bloor has a saying; Leadership cannot be demanded - only earned and deserved. With that in mind, has anyone ever told you the difference between a boss and a leader?

• The boss drives people; the leader coaches them.
• The boss depends upon authority; the leader on good will.
• The boss inspires fear; the leader inspires enthusiasm.
• The boss says ‘I’; the leader says ‘we.’
• The boss says ‘Get here on time’; the leader gets there ahead of time.
• The boss fixes the blame for the breakdown; the leader fixes the breakdown.
• The boss knows how it is done; the leader shows how.
• The boss makes work a drudgery; the leader makes work a game.
• The boss says ‘Go’; the leader says ‘Let’s go.’
• The boss justifies or lays blame - the leader takes responsibility.

Bila yang terbuku tidak terluah ...

Sabtu sepatutnya suatu hari yang indah bagi civil servants mcm aku, tapi entah mcm mana, sabtu semalam menjadi satu sabtu yang susah nk dilupakan ... seperti yang biasa aku lafazkan, aku lebih suka amarah ku diduga, daripada menerima apa2 yang mungkin mengguris perasaan.

Bagi aku, kalau yang mengguris itu tidak menjadi sebahagian dari hidup aku, sebenarnya aku tak kisah, atau tak peduli pon, mudah kata boleh blah, atau go to hell kata omputih, lebih kesat kalau dipertuturkan 'pegi jahanam' ...

tapi kali ini gurisan ini, bukan sekadar melukakan, tapi bakal meninggalkan mungkin satu kesan yang lama, mungkin negatif atau positif, atau lebih negatif pada aku.

Semalam, bukan seperti sabtu biasa yang aku lalui, semalam hari pertama aku bertemu BOSS besar di tempat aku berkerja, kalau di sektor swasta, org mcm dia ni dipanggil CEO, makhluk paling berkuasa dalam organisasi berkenaan.

Ini kali pertama aku bertemu BOSS BESAR ni, jantina nya biarlah aku rahsiakan. Kalau dapat agak maknanya korang pandai .. Hahahaha ... BOSS BESAR ni baru naik pangkat jadi BOSS BESAR, memandangkan kebesaran yang ada pada dia, kita pon faham tahap kebesaran tanggungjawab yang dipikul, maka pada kali pertama aku memandang nama, bukan tuan nama lagi, aku menanamkan rasa hormat kepadanya sebagai BOSS BESAR, sebagai CENDEKIAWAN yang punya pengalaman dan pemikiran yang mana mungkin dapat dibandingkan dengan aku yang hanya anak bilis (dari segi pengalaman dan pemikirannya lah, kalau dikira saiz badan, sudah tentu aku yang menang ... kah kah kah)

dipendekkan cerita, aku dan teman2 ditugaskan menghadiri satu kursus yang memang kami seikhlasnya tak pernah hingin nak hadiri, tapi seperti yang aku nyatakan lebih awal, penghormatan adalah penting, menghargai usaha itu adalah penting, maka kami hadir seawal 815 pagi pada hari sabtu (hari yang sepatutnya digunakan utk mengenali diri dan dinding2 di rumah bagi yang single, bagi yang berkeluarga, sabtu adalah hari untuk menngukur kasih suami/isteri atau mungkin menilai sudah berapa inci anak2 membesar), sebagai tanda hormat dan penghargaan pada yang menganjurkan. Tujuan diadakan kursus adalah memberi pendedahan kepada kami yang kurang arif ini tentang penyelidikan dan juga kononnya, tanda perkenalan antara kami LOWLY SUBJECTS dengan BOSS BESAR .. sebagai LOWLY SUBJECTS YANG HINA, kami datang ... walaupun ada niat nak balik awal, tapi sekali lagi tanda hormat menghalang dan kami akur ...

keseluruhannya sehingga petang, semua berjalan lancar kecuali pada 2 situasi;

Situasi Pertama;

Pada awal sesi, BOSS BESAR buat pertama kalinya memperlihatkan diri (bagi sesetengah kami yang tak pernah berpeluang menemuinya di Mahligai Utama) Sebagai MANUSIA BIASA apatah lagi HAMBA YANG HINA, aku tak lari dari menilai penampilan sulungnya (omputeh kata DEBUT) antara yang dibicarakan antara hati dan minda;

"ish, ini ke BOSS BESAR? nape selebet no?" kata hati ...

"selebet pon CENDEKIAWAN" ... pintas minda, hati tersindir, terdiam, tapi hati masih tak puas, masih nak bersuara ...

"tapi kalo CENDEKIAWAN, kenapa macam kelam kabut saja? mcm tidak menurut protokol je, cara dia bersuara pun macam nak marah, hati rasa tak payah lah nak high pitch macam tu, baru intro, rilek la sikit, ni tak macam nak marah kita je... Tau la CENDEKIAWAN jangan la kita diperbudakkan " ...

minda diam, malas nak layan hati yang emosi. Kebisuan minda, mendiamkan hati ...

Situasi Kedua:

hari berlalu tanpa hati bersuara lagi pada minda. lebih kurang 4 petang, di kala minda hampir tertidur, hati melompat ceria sebab dah nak habis, nak tak nak terpaksa la minda tahan kantuk yang menusuk ... Menoleh ke depan, minda lihat BOSS BESAR di pentas, oohhh sesi soal jawab ke .. dengar la apa yang patut ... minda tak tertarik pun nak dengar tapi hentam saja lah ...

dua tiga soalan dijawab BOSS BESAR, kali ini minda dan hati sekata, patut la jadi BOSS BESAR, dia tahu banyak tapi di kala minda dan hati mahu cuba menerima BOSS BESAR, minda dan hati dikejutkan dengan satu komen dari mulut sebelah,

"ish, kenapa main tuding2 jari macam tu, tak elok la ... macam biadap je aku rasa .. "

minda dan hati yang malas ni, menoleh,

"ha ah la, dari tadi BOSS BESAR tuding2 jari, dia tak belajar manners ke? tapi dalam Islam pon ade kalau tak nak belajar dari omputih"

minda, hati dan mulut sebelah terdiam, sebabnya kami meletakkan BOSS BESAR di satu tempat yang tinggi, tapi takde lah sampai TAHAP ARASY pulak, cuma ibaratnya, kalau BOSS BESAR duduk di kerusi, kami bersila di sebelah, itu aje. CENDEKIAWAN pon ade jugak masuk neraka, ye dak?

minda dan hati diam lagi mendengar sambil menilai, begitu juga mulut2 di sebelah. Pada satu ketika, minda, hati dan mulut2 sekali lagi dikejutkan dengan keceluparan BOSS BESAR ... puncanya seorang hamba yang hina meluahkan kesukaran melakukan penyelidikan dalam keadaan yang meruntunkan kan .... aku pun tak tahu di mana silapnya pertuturan hamba yang hina itu sehingga BOSS BESAR menjawab, kalau mengikut terjemahan minda dari informasi diberi telinga, begini bunyi jawapan yang dipantulkan;

"Jangan jadikan faktor jarak suatu alasan, kalau nak buat sesuatu kena usahakan penyelesaian, kenapa diungkit kesulitan. Kalau dah tahu faktor jarak itu suatu beban, mengapa tidak jarak yang panjang dipendekkan?? Pokoknya, jangan suka mencari alasan!"

Aduhh, luluh rasa hati ... celupar sungguh lidah yang menuturkan ... dasar organ tidak bertulang, dasar gagak berbulu merak, tempik hati ... sungguh biadap perkataan2 yang dilafazkan ...

Apa kah kami ini hamba tebusan atau BINATANG PELIHARAAN di mata BOSS? Di beri perlindungan bila berfaedah, dibiar di parkir bila benci dipandang?

Pernahkah BOSS BESAR melalui apa yang kami lalui?
Pernahkan BOSS BESAR merasa diperlakukan seperti orang suruhan?
Pernahkan BOSS BESAR berada di tempat kami sebelum menjulang kebanggaan?
Pernahkan BOSS BESAR dianaktirikan seperti yang kami rasakan?

Adakah kerana kami HAMBA ABDI di mata BOSS, maka BOSS BESAR berhak selantang ini?
Adakah kerana kami HAMBA ABDI di mata BOSS yang belum mencapai CENDEKIAWAN maka maka BOSS BESAR berhak menyakiti?
ATAU
Adakah kerana kami adalah HAMBA ABDI,di mata BOSS maka BOSS BESAR merasa kami tak punya perasaan?

Tidak pernah aku menyangka, begini rupanya diri sebenar BOSS BESAR, aku malu, malu berada di kalangan seperti BOSS BESAR,

lupakah dia pada ALLAH yang menciptakan?
lupakah dia pada ALLAH yang menganugerahkan?
lupakah dia pada ALLAH yang memerhatikan?
lupakah dia pada ALLAH yang memberikan?

atau lupakah dia pada ALLAH yang akan membinasakan?

Maka, dengan persoalan ini, aku dengan hati yang kecewa dan minda yang kelu melafazkan,


YA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG, YANG MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENDENGAR, YANG MAHA MENGETAHUI SEGALA YANG DI LANGIT DAN DI BUMI AKU MEMOHON KEPADA MU, BERIKAN LAH PETUNJUK PADA HAMBAMU, BOSS BESAR YANG AMAT ANGKUH ITU, TUNJUKKAN LAH KEPADA NYA YA ALLAH SESUNGGUHNYA SETIAP CIPTAANMU ITU ISTIMEWA DALAM CARA YANG TERSENDIRI, TUNJUKKAN LAH KEPADANYA YA ALLAH, ANGKUH DAN BONGKAK ITU ADALAH PAKAIAN MU, BUKANNYA MILIKNYA, DENGARKAN LAH KAMI YA ALLAH, HAMBAMU YANG LEMAH, DENGARKAN LAH KAMI YA ALLAH, HAMBAMU YANG TERTINDAS ... Aminn Ya Rabbal 'Alamin ....


sesungguhnya, kami HAMBA YANG HINA di mata BOSS, umpama bumi PALESTIN YANG BERDARAH, dan BOSS BESAR umpama ISRAEL yang menjahanamkan ....